Sabtu, 29 September 2012

kenanglah sahabat kita untuk selamanya


Indri, begitu  biasa ia disapa. baik itu dirumah maupun disekolah dan ditempat-tempat lainnya. Dia mempunyai kehidupan yang sempurna, kehidupan financial yang berkecukupan, sahabat-sahabat yang slalu ada dekat dia, orang tua yang sayang padanya sampai kekasih yang begitu mencintainya.
Seperti biasa, setiap hari dia sekolah, setiap hari dia menjalani hidupnya yang tidak ada cela buruk sedikitpun.
Hari sudah menunjukkan pukul 13:00 WIB , itu tandanya di SMU SEJAHTERA  sebentar lagi bel akan berbunyi, semua siswa sudah pada ribut. Mereka tidak konsentrasi lagi mendengarkan perkataan guru, tidak memperdulikan lagi gerahnya didalam kelas, bahkan mereka tidak akan mengetahui kalau ada guru yang memberikan mereka tugas tambahan. Pikiran mereka hanya pulang pulang dan pulang. Bahagia karena akan terbebas dari jerat-jerat peraturan sekolah yang bagi sebagian orang sangat membosankan.
Begitu juga dikelas XI A, mereka sangat gembira begitu mendengarkan bel sudah bernyanyi diluar sana.
“ baiklah anak-anak, sampai disini pertemuan kita untuk hari ini, dan ingat, minggu depan tugas makalh kalian harus sudah dikumpulkan, bapak tidak mau mendengar alasan apappun, baik itu tinggallah, hilanglah, pokoknya tidak ada alas an seperti itu lagi, kalian paham???”
“paham paaaakkkkkkk!!!!” sahut mereka asal. Dijawab seperti itu sang gurupun tersenyum.
“huh, kenapa sch, setiap mr,sihombing masuk selalu diberikan tugas???” gerutu dona begitu mereka keluar kelas.
“iya tau tch si mr. untung dia lumayan keren, kalo enggak,, arrrgghhh males banget gue ngikutin pelajarannya dia” sahut tika dan disambut anggukan dari bela,
“udah dch, gak usah pada menggerutu gitu, kita kerjain aja tugas dari mr,ganteng kalian itu” senyum indri menyela pembicaraan temannya, yang mana kalo dibiarin gak kelar-kelar tch gerutuan mereka.
“ ahh, elo ndri, kayak gak tau kita aja!!”
“kita kan butuh hari tenang juga, gug harus mikirin tugas melulu” sahut dona memperlihatkan muka masamnya.
“iya nih si indri,, dia mah enak pinter bahasa inggris,, lah kita???” sambung bela
“iya dch iya,, ntar tch tugas kita kerjain bareng-bareng ya biar mudah” sela indri sambil tersenyum.
“beneran lu ndri???” sambung tika
“iya dooonkk,,, eiiittsss tapi bukan berarti tugas kalian gue yang bikin loh, hahhaha “ tawa indri
“o.k dch,, ntar kita kerumah lu ya!!” sambung mereka bertiga
“ya udah gue mau pulang dulu ya, tch si boby udah dateng” kata indri sambil menunjuk seorang laki-laki yang mempunyai perawakan yang menurut orang sekarang itu keren.
“hati-hati dijalan ndri,, pegang yang kenceng ntar lo jatuh lagi,,” goda bela yang dibalas sama senyuman oleh indri
“huft, indri beruntung banget ya!!!,, punya pacar kayak kak boby, udah cakep terkenal lagi disekolahan kita,, pengen dch gue punya pacar kayak dia” kata dona
“ what???? Elo pengen punya pacar kayak kak boby???”
“sini dch jidat lo gue periksa dulu,,,masih normal kan suhunya???” balas tika sambil merapatkan tangannya ke jidat dona
“ehh,, elu apa-apaan dch tik!!!” kata dona sambil menepis tangan tika yang ada dijidatnya
“emangnya salah kalo gue berharap punya pacar kayak kak boby??? Toh bukan bobynya yang gue embat!!!!” sambung dona lagi
“yaahh elo sch mimpinya ketinggian,,, hahahahahah” tawa tika meledak
“udah dch stop stop stop elu mencela gue,, gue juga bisa marah tik”
“loh kok kalian berdua malah berantem gini sch??? Kayak anak kecil aja dch, udah sekarang kita pulang”
“iya dch bela sayang, kita pulang,, eh don maafin gue yaa tadi gue Cuma becanda doank gak da maksud buat ngehina elu” sesal tika yang kemudian dibales anggukan dan senyuman oleh dona

Begitu sampai dirumah, indri heran melihat mama nya menangis sesenggukan. dia bertanya-tanya apa yang terjadi sama mamanya,
“apa mungkin papa menyakiti mama??”
“ahh,, tapi itu tidak mungkin, papa terlalu baik untuk  orang yang seperti itu” gumam indri menepis pikirannya sendiri
“mama,, mama kenapa???” Tanya indri sambil duduk di dekat mamanya
Mama indri terus menangis tanpa menjawab pertanyaannya dan langsung memeluk indri. Sementara itu indri makin khawatir atas apa yang telah terjadi pada mamanya
Kemudian ia bertanya lagi “ mama,, ada apa ma??? Kok mama nangis gini?? Cerita donk sama indri!!! Atau apa mungkin papa nyakitin mama??”
Tangis mamanya makin kencang dan itu membuat indri semakin bertanya-tanya. Dia memeluk mamanya mencoba untuk menenangkan orang yang sudah paruh baya itu.
“sayang mama gak apa-apa kok, mama baik-baik saja,, kata mamanya
“ ehhhh kamu belum makan ya??? Pergi makan dulu, kamu pasti udah laper, mama udah masak banyak untuk kita hari ini”
“iya indri akan makan, tapi mama jawab dulu pertanyaan indri, mama kenapa??”
“kan udah mama bilang kalau mama gak apa-apa, udah kamu makan sana ntar kamu sakit lagi”
“iya ma” balas indri pendek
Berbagai macam pertanyaan berkecamuk di benak indri, apa yang sudah terjadi dengan mamanya, kenapa mamanya menangis, tapi semua pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban dari mamanya.
Indri merenung dikamarnya, menatap langit-langit kamarnya dengan berbagai macam petanyaan yang masih melekat dibenaknya. Indri merasa tidak,tenang dia takut akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap keluarganya
“ohh tuhan,, apa yang telah terjadi dengan mamaku???” gumam indri seolah tuhan akan memberikan jawaban padanya.
Merasa masih khawatir dengan mamanya, akhirnya ia memutuskan untuk turun kebawah dan melihat mamanya duduk sambil menangis di ruang tamu. Indri mempercepat langkahnya, dia sudah benar-benar khawatir dengan keadaan mamanya yang menangis seperti ini. Dia duduk dan mengusap Kristal bening itu dari orang yang sangat dicintainya tersebut, mamanya kaget begitu mengetahui keberadaan indri disampingnya.
“loh kamu belum tidur nak??”
“belum ma, indri gak bisa tidur kepikiran mama terus!!” “sebenenya ada apa sch ma?? Jangan bikin indri khawatir kayak gini”
“kan udah mama bilang kalau mama tidak apa-apa…..”
“mama bohong!!!,,,,”
“ pasti telah terjadi sesuatu kan???,, cerita ma sama indri cerita”
“sayang,, mama gak apa-apa kok,, Cuma dah lama aja mama gak nangis kayak gini,, jadi kangen” seloroh mamanya memecah ketegangan yang hampir terjadi tersebut
“tapi ma……..”
“udah sekarang kamu tidur besok sekolah kan???”Potong mamanya sambik mencium kening indri
“ya udah,, mama baik-baik ya,, jangan bikin indri khawatir kayak gini, indri sayang mama” dan kemudian dibalas dengan senyuman oleh mamanya dan isyarat untuk menyuruhnya segera tidur.

Malam itu berlalu, indri sendiri tidak tau apa yang terjadi dengan mamanya. Dia hanya berharap bahwa tidak akan ada sesuatu yang buruk  terjadi pada keluarganya.
Pagi ini indri bangun dengan melihat mata sembab milik mamanya, beliau sudah menunggu diruang makan, menunggu untuk makan bersama.
“pagi maa” sambil mencium mamanya
“pagi juga sayang,” senyum mamanya
“cepet makan ntar kamu telat loh skolahnya”
“ma,,, papa masih diluar kota ya???”
Wanita paruh baya itu gagal memasukkan sepotong roti kemulutnya begitu mendengar pertanyaan anaknya.
“maaaa,, mama melamun ya?? Kok rotinya g dimakan??”
“gak kok sayang, mama gak melamun mama udah Kenyang aja makanya roti ini gak dimakan lagi”
“owhhh eh papa masih diluar kota ma??” indri mengulang pertanyaannya
“udah kamu makannya yang cepat udah hampir telat loh,, mang udin udah nungguin daritadi”
“ iya ma” hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya, dan seketika ruang makan itu menjadi hening.
“maa,, indri pergi ya, mama baik-baik dirumah ya,, jangan banyak nangis lagi indri jadi khawatir” kata indri sambil mencium tangan mamanya
“iya nak kamu tenang aja”
“assalamualaikum”
“waalaikumsalam”


Disekolah indri merasa heran kenapa orang-orang itu melihatnya dengan tatapan yang aneh, dia merasa ada yang salah dengan penampilannya,, setelah diperhatikan tidak ada yang ganjil dengan penampilannya.
“ya sudahlah!,, mungkin ini hanya fikiranku saja” indri bergumam pada dirinya sendiri
Dikelaspun begitu, semua teman-temannya memperhatikannya sambil berbisik-bisik, dia mnjadi salah tingkah,
“apa ya yang salah dengan ku???”
“kenapa mereka memperhatikanku seperti itu??”
“ohh tuhan ada apa ini??? Apa yang tidak ku ketahui??”
Indri memperhatikan sekeliling kelas, dia tidak menemukan sahabat-sahabatnya, indri mencoba untuk mencari kekantin sekolah, dan benar saja mereka ada disana
“pagiiiiii” indri membuka pembicaraan
“eh lo ndri, udah dateng?? Gue kira g bakal dateng kesekolah” jawab dona dingin
“yah gue datang donk,, kecuali kalo gue lagi sakit parah baru gue gak bisa datang, gimana sih lo kayak gak tau gue aja”
 “ yaahhh tapi lo dah tau kan???” sambung dona lagi
“tau apa sch??”
“yaaahh itu,,,,,,,,,”
“ehh tch bel udah bunyi” potong bela
“kita masuk yuuukkk,,, pelajaran pertama kan si killer pala botak itu,, ntar lo semua pada disetrap loh ma dia”
“iyaaa tapi apa yang gue gak tau bel???” potong indri memelas
“udah udah kita masuk dulu” bela merangkul semua temannya menuju kelas mereka
Dari pelajaran pertama sampai mereka sudah mau pulang, indri tidak konsentrasi belajar berkali-kali dia ditegur gurunya,, pikirannya kacau berbagai pertanyaan ada di benaknya. Tanpa ada satu orang pun yang mau memberitahunya apa yang sedang terjadi. Bel berbunyi anak-anak berhamburan keluar kelas,, indri mengejar sahabat-sahabatnya yang sudah lebih dulu meninggalkan dia.
“heeyyy tunggu gue dong” katanya sambil berusaha menjejeri langkah mereka
“sebenarnya ada apa sch ma gue??? Apa yang gue gak ketahui??” dia mencoba untuk bertanya dan tidak mendapatkan jawaban dari teman-temannya.
“dona!! Pliss kasih tau gue apa yang gue gak tau”
“udah dch ndri gue mau pulang cepet nih,, gue ada acara keluarga dirumah” potong dona
“ehh tapi ntar kita jadi ngerjain tugas bareng dirumah gue kan??” indri bertanya pada mereka
“kayaknya gak bisa dch ndri” kata mereka hampir bersamaan
“loh knp??”
“ gue kan ada acara keluarga” sahut dona ketus
“ ehh kalo gue  mau ngaterin nyokap” kata tika gitu indri melihat ke arahnya
“dan elo bel???”indri bertanya pada bela
“iyaaa gue,,, guee juga ada acara sch sebenernya, jadi ga bisa” jawab bela
“owwhhh ya udah dch,,, gue pulang dulu mang udin dah dateng” indri mencoba tersenyum walau ia kecewa pada sahabat-sahabatnya
Suasana hening begitu indri pergi.
“ehh gue kasihan dch ma indri,, gak seharusnya kita gini sama dia” ujar bela
“eh bel,, gue sebenernya juga gak mau kayak gini,, tapi elo mau apa berteman dengan anak seorang koruptor???” Jawab dona
“iyaahhh tapi kan kita sebagai sahabat g boleh kayak gini,,, kasihan indrinya,,,”
“seharusnya dalam situasi kayak gini kita ada disamping dia”
“udah dch bel!!! Jangan jadi malaikat gitu dch lo,,, malu kali kalo musti temenan sama dia lagi” potong dona yang tidak senang pada bela.
Dan setelah itu semua menjadi hening, mereka kembali kerumah masing-masing.
Sesampainya dirumah indri masih memikirkan tingkah sahabat-sahabatnya dan juga teman-teman disekolah yang kepadanya.. indri menghempaskan badannya kekasur miliknya,, dia meraih remote TV,, dia memencet siaran televise secara asal, sampai pada suatu channel yang memberitakan kasus korupsi, ia tertegun begitu melihat sosok orang yang menjadi pesakitan tersebut
“ya tuhan,,, bukan kah itu papaku???” kata indri seolah-olah tidak percaya dan dia mengusap-usap matanya supaya wajah itu berganti menjadi orang lain, tapi ia gagal karena itu memang papanya.
Indri hanya bisa menangis, dia tidak tau harus berbuat apa, pikirannya kalut dia masih belum percaya kalau itu adalah papanya. Ingin rasanya dia berteriak sekencang-kencangnya seakan-akan ia ingin terbangun dari mimpi buruk tersebut. Kemudian ia berlari menuruni anak tangga, ia mencari mamanya, tapi sosok itu tidak ditemukannya didalam rumah.
“mama kemana ya?? Kok gak ada dirumah??” gumam indri pada dirinya sendiri
Akhirnya ia pun memutuskan untuk melihat mamanya kedepan, biasanya jam segini mamanya sedang asik dengan tanaman-tanamannya. Wanita dengan mata sembab itu ia temukan baru saja pulang kerumah dan sedang memarkir mobilnya.
“ma,, mama habis dari mana??” indri langsung memberondongkan pertanyaan pada mamanya
“habis dari rumah tante kamu sayang, dia lagi sakit” jawab mamanya
“mama bohong!!!!” indri berteriak dengan keras
“napa sih ma, mama gak pernah mau jujur sama indri kalo papa sekarang lagi tidak diluar kota tapi dalam penjara menjadi seorang pesakitan karena kasus korupsi??”
Mamanya tertegun mendengar perkataan indri, dia langsung memeluk anak semata wayangnya tersebut.
“maafin mama sayang, mama gak mau kamu malu dan gak bisa menerima kenyataan kalo papamu terkena kasus korupsi” katanya berurai airmata
“tapi kalo mama cerita indri gak akan seperti ini ma,, indri gak mau mama menanggung ini seorang diri, indri mau nemenin mama”  jawabnya sambil menangis dan memeluk mamanya dengan sangat erat.
“maa,, kenapa papa bisa terkena kasus korupsi ma?? “
“sayang, mama mohon sama kamu, jangan menjadi hakim yang kedua ya bagi papa, mama harap kamu bisa menerima ini, mama yakin kamu bisa” kata mamanya sambil mengusap lembut rambut indri.
“indri masih kecewa sama papa ma,”  sahutnya disela isak tangisnya.
“iyaa,, mama tau sayang, ini akan sulit bagi kamu”
“tapi indri gak mau mama menjadi lebih sulit lagi karena indri tidak bisa menerima kenyataan ini, dan menghakimi papa dengan membencinya,”
“ maa indri sayang mama indri sayang papa,, indri akan nemenin mama dan papa ngelewatin semua ini, insyaallah indri akan tegar ma, indri gak mau mama kecewa”
“terimakasih sayang, terima kasih akan keikhlasan kamu nerima semua ini” senyum mamanya
Ibu dan anak itu kemudian berpelukan dengan erat, mereka ingin saling menopang disaat salah seorang dari mereka terjatuh. Mama indri sangat gembira dan ia tidak perlu lagi merasa ketakutan akan kenyataan yang dihadapi keluarga kecil mereka.
Hari-hari pun berlalu, ia sudah bisa menerima kenyataan kalau sahabatnya tidak mau lagi berteman dengannya. Dia juga bisa menerima kenyataan kalau sekelilingnya akan menjauhinya bahkan mencela keluarganya. Dia sekarang akan menjadi sosok yang asing yang tidak diinginkan kehadirannya. Tapi dia tidak putus asa, dia tidak mau meneggelamkan dirinya kejurang yang bahkan jauh lebih buruk lagi, dia tidak mau menjadi orang-orang diluar sana yang melarikan diri ke barang-barang haram untuk menenangkan fikiran mereka.  Dia tau kalau dia masih punya mama yang menyayanginya, kekasihnya dan tuhannya yang selalu ada saat di membutuhkan kehadiran mereka.
Hari ini ia memutuskan untuk jalan-jalan sejenak, menghilangkan beban fikirannya, sampai pada satu kafe yang biasa ia datangi bersama dengan sahabat-sahabatnya.
“tidak ada berubah dengan kafe ini, kecuali perubahannya hanya terjadi pada sahabat-sahabat yang sudah menjauhiku”  yah ia masih menganggap mereka sahabatnya sampai saat ini.
Indri duduk di sebuah meja yang menghadap kejalanan yang begitu ramainya hari ini, matanya tertuju pada sebuah meja yang sedang diisi oleh 3 orang yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Mereka bercengkrama dengan riangnya,, ingin rasanya dia menghampiri mereka dan ikut tertawa bersama
“eh tch kan indri, ngapain tch anak disini, masih berani juga dia jalan-jalan keluar setelah kasus yang menimpa bokapnya” kata dona dengan nada sinis.
“wow anaknya koruptor berani main keluar juga??? Gak malu lo??” kata dona begitu tiba didepan meja tempat indri duduk
“ngapai gue harus malu don!!,, toh gak Cuma bokap gue yang seperti itu” jawab indri mencoba tersenyum
“hahahah salut banget dch gue sama lo,,salut sama muka tembok lo”
“don!! Gue lagi males berantem, gue terima lo, tika dan bela ngejauhin gue,, gue terima”
“loh emang harus gitu kan??? Kita kan gak mau berteman sama anak koruptor seperti lo,, kerja bokap lo Cuma makan duit rakyat doank!!!”
“lo boleh don ngehina gue tapi jangan lo hina bokap gue,, napa sih don lo kek gini banget ma gue,, gue salah apa sama lo” jawab indri mulai menangis
“lo mau tau??? Gue gak suka lo karena lo selalu lebih dari gue,, dan 1 lagi yang paling penting lo dah ngerebut kak boby dari sisi gue, dan lo tau gue gak bisa terima itu,”
“owh jadi Cuma karena itu??? Ok lah gue hargai keputusan lo untuk menjauh dari gue, tapi 1 hal yang mesti lo inget,, gue g pernah ngerebut boby dari lo” ujar indri sambil berlalu dengan menahan perih dihatinya.

Begitu indri berlalu, tika dan bela menghampiri dona
“gila lo don, napa lo ngehina indri ditempat rame kayak gini??? Malu don maluuu” kata tika dengan nada tidak suka
“loh gak papa donk, yang malu kan dia bukan gue!!!” jawab dona
“gak punya perasaan banget lu don, lu harus ingat, bokap nyokap kita belum tentu bersih, mungkin saja mereka lebih hina dari bokapnya indri Cuma belangnya belum ketahuan,, kalo lo ada di posisi indri gue yakin lo gak akan bisa setegar indri”
“tapi sayangnya gue gak diposisi dia tch” jawab dona sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

Jam sudah menunjukkan pukul 23:30 WIB, indri belum tertidur dikamarnya, matanya tidak bisa dipejamkan. Yahh dia memang tidak bisa tertidur karena sebentar  lagi usia dia akan menginjak 17 tahun.
“tuhan,, di usiaku yang baru ini aku mohon, kuatkan aku menerima semua cobaan hidup, tegarkan mama dan papaku, selalu berikan mereka ketabahan dalam menjalani hidup ini, dan aku juga mohon padamu kembalikan lagi sahabat-sahabatku” indri berdo’a di pergantian usianya.
Tak lama kemudian hp indri berdering  setelah dilihat ternyata ucapan selamat ulang tahun dari kekasihnya, dia tersenyum, setidaknya untuk saat ini dia masih mempunyai boby yang selalu bisa menenangkannya.  Ia tertidur dengan membawa senyuman kebahagiaan.
Pagi harinya ketika indri bangun, dia kaget melihat ada kue ulang tahun di ruang tamunya,
“siapa yang menyiapkan kue ini??” gumamnya
Lama, tak ada suara
“ah mungkin mama” senyumnya

“HAPPY BIRTHDAY INDRIIIIII” terdengan suara koor yang kompak
Dia kaget begitu mengetahui kalau orang tersebut adalah dua orang sahabatnya, tika dan bela. Airmata bahagia turun dipipinya, dia sungguh tidak enyangka sahabatnya tidak melupakan hari ulang tahunnya
“makasih tik, bel makasih, lo berdua masih ingat hari ultah gue”
“heeyy tentu saja kita ingat ultah lo” sahut mereka
“jangan menangis lagi,, ne hari bahagia lo jangan ada tangisan kami mau melihat senyum terindah lo hari ini” senyum bela yang disambut anggukan tika
“ndri. Maafin kita ya, seharusnya kita ada disaat lo dalam keadaan susah” kata tika
“iyaa, tapi bukannya ada, kita malah ngejauhin lo. Kita  malah ngikutin kata-kata nya dona, gue nyesel ndri” sambung dona
“hmmm iya gak papa kok” kata indri sambil tersenyum
“tapi lo pasti kecewa kaan ndri ma kita??”
“gak kok, gue gak kecewa ma lo bedua, bahkan disaat lo bedua ngejauhin gue, gue tetep nganggap lo sebagai sahabat gue”
“makasih ndri, makasih” jawab mereka berdua sambil memeluk indri dan dibalas dengan senyuman oleh gadis tersebut.
“eh lo bedua masih ingat kan lagu favorit kita???”
“masih donk” sahut mereka kompak
“kita nyanyi yuuukk” ajak indri.
Dan mereka pun menyayikan lagu favorit mereka dengan riang sebagai bukti kembalinya persahabatan mereka walaupun tanpa dona.
“terima kasih tuhan, engkau telah mengembalikan sahabat-sahabatku, terima kasih atas kado terindah ini, jangan pisahkan kami lagi dan aku mohon semoga kebahagiaan ini gak akan pernah hilang lagi, amiiinn” do’a indri dalam hati disela-sela nyanyian nya.

Kuyakin kau pasti sama dengan diriku
Pernah Berharap agar waktu ini tak berlalu
Kawan kau tau kawan kau tau kan
Beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan
Bergegaslah kawan sambut masa depan
Tetap berpegang tangan dan saling berpelukan
Berikan senyuman sebuah perpisahan
Kenanglah sahabat
KITA UNTUK SELAMANYA
Yeeaahhhh
KITA UNTUK SELAMANYA!!!


2 komentar: