Indri, begitu biasa ia disapa. baik itu dirumah maupun
disekolah dan ditempat-tempat lainnya. Dia mempunyai kehidupan yang sempurna,
kehidupan financial yang berkecukupan, sahabat-sahabat yang slalu ada dekat
dia, orang tua yang sayang padanya sampai kekasih yang begitu mencintainya.
Seperti biasa, setiap
hari dia sekolah, setiap hari dia menjalani hidupnya yang tidak ada cela buruk
sedikitpun.
Hari sudah menunjukkan
pukul 13:00 WIB , itu tandanya di SMU SEJAHTERA
sebentar lagi bel akan berbunyi, semua siswa sudah pada ribut. Mereka
tidak konsentrasi lagi mendengarkan perkataan guru, tidak memperdulikan lagi
gerahnya didalam kelas, bahkan mereka tidak akan mengetahui kalau ada guru yang
memberikan mereka tugas tambahan. Pikiran mereka hanya pulang pulang dan
pulang. Bahagia karena akan terbebas dari jerat-jerat peraturan sekolah yang
bagi sebagian orang sangat membosankan.
Begitu juga dikelas XI
A, mereka sangat gembira begitu mendengarkan bel sudah bernyanyi diluar sana.
“ baiklah anak-anak,
sampai disini pertemuan kita untuk hari ini, dan ingat, minggu depan tugas
makalh kalian harus sudah dikumpulkan, bapak tidak mau mendengar alasan
apappun, baik itu tinggallah, hilanglah, pokoknya tidak ada alas an seperti itu
lagi, kalian paham???”
“paham paaaakkkkkkk!!!!”
sahut mereka asal. Dijawab seperti itu sang gurupun tersenyum.
“huh, kenapa sch,
setiap mr,sihombing masuk selalu diberikan tugas???” gerutu dona begitu mereka
keluar kelas.
“iya tau tch si mr.
untung dia lumayan keren, kalo enggak,, arrrgghhh males banget gue ngikutin
pelajarannya dia” sahut tika dan disambut anggukan dari bela,
“udah dch, gak usah
pada menggerutu gitu, kita kerjain aja tugas dari mr,ganteng kalian itu” senyum
indri menyela pembicaraan temannya, yang mana kalo dibiarin gak kelar-kelar tch
gerutuan mereka.
“ ahh, elo ndri, kayak
gak tau kita aja!!”
“kita kan butuh hari
tenang juga, gug harus mikirin tugas melulu” sahut dona memperlihatkan muka
masamnya.
“iya nih si indri,, dia
mah enak pinter bahasa inggris,, lah kita???” sambung bela
“iya dch iya,, ntar tch
tugas kita kerjain bareng-bareng ya biar mudah” sela indri sambil tersenyum.
“beneran lu ndri???”
sambung tika
“iya dooonkk,,,
eiiittsss tapi bukan berarti tugas kalian gue yang bikin loh, hahhaha “ tawa
indri
“o.k dch,, ntar kita
kerumah lu ya!!” sambung mereka bertiga
“ya udah gue mau pulang
dulu ya, tch si boby udah dateng” kata indri sambil menunjuk seorang laki-laki
yang mempunyai perawakan yang menurut orang sekarang itu keren.
“hati-hati dijalan
ndri,, pegang yang kenceng ntar lo jatuh lagi,,” goda bela yang dibalas sama
senyuman oleh indri
“huft, indri beruntung
banget ya!!!,, punya pacar kayak kak boby, udah cakep terkenal lagi disekolahan
kita,, pengen dch gue punya pacar kayak dia” kata dona
“ what???? Elo pengen
punya pacar kayak kak boby???”
“sini dch jidat lo gue
periksa dulu,,,masih normal kan suhunya???” balas tika sambil merapatkan
tangannya ke jidat dona
“ehh,, elu apa-apaan
dch tik!!!” kata dona sambil menepis tangan tika yang ada dijidatnya
“emangnya salah kalo
gue berharap punya pacar kayak kak boby??? Toh bukan bobynya yang gue
embat!!!!” sambung dona lagi
“yaahh elo sch mimpinya
ketinggian,,, hahahahahah” tawa tika meledak
“udah dch stop stop
stop elu mencela gue,, gue juga bisa marah tik”
“loh kok kalian berdua
malah berantem gini sch??? Kayak anak kecil aja dch, udah sekarang kita pulang”
“iya dch bela sayang,
kita pulang,, eh don maafin gue yaa tadi gue Cuma becanda doank gak da maksud
buat ngehina elu” sesal tika yang kemudian dibales anggukan dan senyuman oleh
dona
Begitu sampai dirumah,
indri heran melihat mama nya menangis sesenggukan. dia bertanya-tanya apa yang
terjadi sama mamanya,
“apa mungkin papa
menyakiti mama??”
“ahh,, tapi itu tidak
mungkin, papa terlalu baik untuk orang
yang seperti itu” gumam indri menepis pikirannya sendiri
“mama,, mama kenapa???”
Tanya indri sambil duduk di dekat mamanya
Mama indri terus
menangis tanpa menjawab pertanyaannya dan langsung memeluk indri. Sementara itu
indri makin khawatir atas apa yang telah terjadi pada mamanya
Kemudian ia bertanya
lagi “ mama,, ada apa ma??? Kok mama nangis gini?? Cerita donk sama indri!!!
Atau apa mungkin papa nyakitin mama??”
Tangis mamanya makin
kencang dan itu membuat indri semakin bertanya-tanya. Dia memeluk mamanya
mencoba untuk menenangkan orang yang sudah paruh baya itu.
“sayang mama gak
apa-apa kok, mama baik-baik saja,, kata mamanya
“ ehhhh kamu belum
makan ya??? Pergi makan dulu, kamu pasti udah laper, mama udah masak banyak
untuk kita hari ini”
“iya indri akan makan,
tapi mama jawab dulu pertanyaan indri, mama kenapa??”
“kan udah mama bilang
kalau mama gak apa-apa, udah kamu makan sana ntar kamu sakit lagi”
“iya ma” balas indri
pendek
Berbagai macam
pertanyaan berkecamuk di benak indri, apa yang sudah terjadi dengan mamanya, kenapa
mamanya menangis, tapi semua pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban dari
mamanya.
Indri merenung
dikamarnya, menatap langit-langit kamarnya dengan berbagai macam petanyaan yang
masih melekat dibenaknya. Indri merasa tidak,tenang dia takut akan terjadi
sesuatu yang buruk terhadap keluarganya
“ohh tuhan,, apa yang
telah terjadi dengan mamaku???” gumam indri seolah tuhan akan memberikan
jawaban padanya.
Merasa masih khawatir
dengan mamanya, akhirnya ia memutuskan untuk turun kebawah dan melihat mamanya
duduk sambil menangis di ruang tamu. Indri mempercepat langkahnya, dia sudah
benar-benar khawatir dengan keadaan mamanya yang menangis seperti ini. Dia
duduk dan mengusap Kristal bening itu dari orang yang sangat dicintainya
tersebut, mamanya kaget begitu mengetahui keberadaan indri disampingnya.
“loh kamu belum tidur
nak??”
“belum ma, indri gak
bisa tidur kepikiran mama terus!!” “sebenenya ada apa sch ma?? Jangan bikin
indri khawatir kayak gini”
“kan udah mama bilang
kalau mama tidak apa-apa…..”
“mama bohong!!!,,,,”
“ pasti telah terjadi
sesuatu kan???,, cerita ma sama indri cerita”
“sayang,, mama gak
apa-apa kok,, Cuma dah lama aja mama gak nangis kayak gini,, jadi kangen”
seloroh mamanya memecah ketegangan yang hampir terjadi tersebut
“tapi ma……..”
“udah sekarang kamu
tidur besok sekolah kan???”Potong mamanya sambik mencium kening indri
“ya udah,, mama
baik-baik ya,, jangan bikin indri khawatir kayak gini, indri sayang mama” dan
kemudian dibalas dengan senyuman oleh mamanya dan isyarat untuk menyuruhnya segera
tidur.
Malam itu berlalu,
indri sendiri tidak tau apa yang terjadi dengan mamanya. Dia hanya berharap
bahwa tidak akan ada sesuatu yang buruk
terjadi pada keluarganya.
Pagi ini indri bangun
dengan melihat mata sembab milik mamanya, beliau sudah menunggu diruang makan,
menunggu untuk makan bersama.
“pagi maa” sambil
mencium mamanya
“pagi juga sayang,”
senyum mamanya
“cepet makan ntar kamu
telat loh skolahnya”
“ma,,, papa masih
diluar kota ya???”
Wanita paruh baya itu
gagal memasukkan sepotong roti kemulutnya begitu mendengar pertanyaan anaknya.
“maaaa,, mama melamun
ya?? Kok rotinya g dimakan??”
“gak kok sayang, mama
gak melamun mama udah Kenyang aja makanya roti ini gak dimakan lagi”
“owhhh eh papa masih
diluar kota ma??” indri mengulang pertanyaannya
“udah kamu makannya
yang cepat udah hampir telat loh,, mang udin udah nungguin daritadi”
“ iya ma” hanya itu
jawaban yang keluar dari mulutnya, dan seketika ruang makan itu menjadi hening.
“maa,, indri pergi ya,
mama baik-baik dirumah ya,, jangan banyak nangis lagi indri jadi khawatir” kata
indri sambil mencium tangan mamanya
“iya nak kamu tenang
aja”
“assalamualaikum”
“waalaikumsalam”
Disekolah indri merasa
heran kenapa orang-orang itu melihatnya dengan tatapan yang aneh, dia merasa
ada yang salah dengan penampilannya,, setelah diperhatikan tidak ada yang
ganjil dengan penampilannya.
“ya sudahlah!,, mungkin
ini hanya fikiranku saja” indri bergumam pada dirinya sendiri
Dikelaspun begitu,
semua teman-temannya memperhatikannya sambil berbisik-bisik, dia mnjadi salah
tingkah,
“apa ya yang salah
dengan ku???”
“kenapa mereka
memperhatikanku seperti itu??”
“ohh tuhan ada apa
ini??? Apa yang tidak ku ketahui??”
Indri memperhatikan
sekeliling kelas, dia tidak menemukan sahabat-sahabatnya, indri mencoba untuk
mencari kekantin sekolah, dan benar saja mereka ada disana
“pagiiiiii” indri
membuka pembicaraan
“eh lo ndri, udah
dateng?? Gue kira g bakal dateng kesekolah” jawab dona dingin
“yah gue datang donk,,
kecuali kalo gue lagi sakit parah baru gue gak bisa datang, gimana sih lo kayak
gak tau gue aja”
“ yaahhh tapi lo dah tau kan???” sambung dona
lagi
“tau apa sch??”
“yaaahh itu,,,,,,,,,”
“ehh tch bel udah
bunyi” potong bela
“kita masuk yuuukkk,,,
pelajaran pertama kan si killer pala botak itu,, ntar lo semua pada disetrap
loh ma dia”
“iyaaa tapi apa yang
gue gak tau bel???” potong indri memelas
“udah udah kita masuk
dulu” bela merangkul semua temannya menuju kelas mereka
Dari pelajaran pertama
sampai mereka sudah mau pulang, indri tidak konsentrasi belajar berkali-kali
dia ditegur gurunya,, pikirannya kacau berbagai pertanyaan ada di benaknya.
Tanpa ada satu orang pun yang mau memberitahunya apa yang sedang terjadi. Bel
berbunyi anak-anak berhamburan keluar kelas,, indri mengejar sahabat-sahabatnya
yang sudah lebih dulu meninggalkan dia.
“heeyyy tunggu gue
dong” katanya sambil berusaha menjejeri langkah mereka
“sebenarnya ada apa sch
ma gue??? Apa yang gue gak ketahui??” dia mencoba untuk bertanya dan tidak
mendapatkan jawaban dari teman-temannya.
“dona!! Pliss kasih tau
gue apa yang gue gak tau”
“udah dch ndri gue mau
pulang cepet nih,, gue ada acara keluarga dirumah” potong dona
“ehh tapi ntar kita
jadi ngerjain tugas bareng dirumah gue kan??” indri bertanya pada mereka
“kayaknya gak bisa dch
ndri” kata mereka hampir bersamaan
“loh knp??”
“ gue kan ada acara
keluarga” sahut dona ketus
“ ehh kalo gue mau ngaterin nyokap” kata tika gitu indri
melihat ke arahnya
“dan elo bel???”indri
bertanya pada bela
“iyaaa gue,,, guee juga
ada acara sch sebenernya, jadi ga bisa” jawab bela
“owwhhh ya udah dch,,,
gue pulang dulu mang udin dah dateng” indri mencoba tersenyum walau ia kecewa
pada sahabat-sahabatnya
Suasana hening begitu
indri pergi.
“ehh gue kasihan dch ma
indri,, gak seharusnya kita gini sama dia” ujar bela
“eh bel,, gue
sebenernya juga gak mau kayak gini,, tapi elo mau apa berteman dengan anak
seorang koruptor???” Jawab dona
“iyaahhh tapi kan kita
sebagai sahabat g boleh kayak gini,,, kasihan indrinya,,,”
“seharusnya dalam
situasi kayak gini kita ada disamping dia”
“udah dch bel!!! Jangan
jadi malaikat gitu dch lo,,, malu kali kalo musti temenan sama dia lagi” potong
dona yang tidak senang pada bela.
Dan setelah itu semua
menjadi hening, mereka kembali kerumah masing-masing.
Sesampainya dirumah
indri masih memikirkan tingkah sahabat-sahabatnya dan juga teman-teman
disekolah yang kepadanya.. indri menghempaskan badannya kekasur miliknya,, dia
meraih remote TV,, dia memencet siaran televise secara asal, sampai pada suatu
channel yang memberitakan kasus korupsi, ia tertegun begitu melihat sosok orang
yang menjadi pesakitan tersebut
“ya tuhan,,, bukan kah
itu papaku???” kata indri seolah-olah tidak percaya dan dia mengusap-usap
matanya supaya wajah itu berganti menjadi orang lain, tapi ia gagal karena itu
memang papanya.
Indri hanya bisa
menangis, dia tidak tau harus berbuat apa, pikirannya kalut dia masih belum
percaya kalau itu adalah papanya. Ingin rasanya dia berteriak
sekencang-kencangnya seakan-akan ia ingin terbangun dari mimpi buruk tersebut.
Kemudian ia berlari menuruni anak tangga, ia mencari mamanya, tapi sosok itu
tidak ditemukannya didalam rumah.
“mama kemana ya?? Kok
gak ada dirumah??” gumam indri pada dirinya sendiri
Akhirnya ia pun
memutuskan untuk melihat mamanya kedepan, biasanya jam segini mamanya sedang
asik dengan tanaman-tanamannya. Wanita dengan mata sembab itu ia temukan baru
saja pulang kerumah dan sedang memarkir mobilnya.
“ma,, mama habis dari
mana??” indri langsung memberondongkan pertanyaan pada mamanya
“habis dari rumah tante
kamu sayang, dia lagi sakit” jawab mamanya
“mama bohong!!!!” indri
berteriak dengan keras
“napa sih ma, mama gak
pernah mau jujur sama indri kalo papa sekarang lagi tidak diluar kota tapi dalam
penjara menjadi seorang pesakitan karena kasus korupsi??”
Mamanya tertegun
mendengar perkataan indri, dia langsung memeluk anak semata wayangnya tersebut.
“maafin mama sayang,
mama gak mau kamu malu dan gak bisa menerima kenyataan kalo papamu terkena kasus
korupsi” katanya berurai airmata
“tapi kalo mama cerita
indri gak akan seperti ini ma,, indri gak mau mama menanggung ini seorang diri,
indri mau nemenin mama” jawabnya sambil
menangis dan memeluk mamanya dengan sangat erat.
“maa,, kenapa papa bisa
terkena kasus korupsi ma?? “
“sayang, mama mohon
sama kamu, jangan menjadi hakim yang kedua ya bagi papa, mama harap kamu bisa
menerima ini, mama yakin kamu bisa” kata mamanya sambil mengusap lembut rambut
indri.
“indri masih kecewa
sama papa ma,” sahutnya disela isak
tangisnya.
“iyaa,, mama tau
sayang, ini akan sulit bagi kamu”
“tapi indri gak mau
mama menjadi lebih sulit lagi karena indri tidak bisa menerima kenyataan ini,
dan menghakimi papa dengan membencinya,”
“ maa indri sayang mama
indri sayang papa,, indri akan nemenin mama dan papa ngelewatin semua ini,
insyaallah indri akan tegar ma, indri gak mau mama kecewa”
“terimakasih sayang,
terima kasih akan keikhlasan kamu nerima semua ini” senyum mamanya
Ibu dan anak itu
kemudian berpelukan dengan erat, mereka ingin saling menopang disaat salah
seorang dari mereka terjatuh. Mama indri sangat gembira dan ia tidak perlu lagi
merasa ketakutan akan kenyataan yang dihadapi keluarga kecil mereka.
Hari-hari pun berlalu,
ia sudah bisa menerima kenyataan kalau sahabatnya tidak mau lagi berteman
dengannya. Dia juga bisa menerima kenyataan kalau sekelilingnya akan
menjauhinya bahkan mencela keluarganya. Dia sekarang akan menjadi sosok yang
asing yang tidak diinginkan kehadirannya. Tapi dia tidak putus asa, dia tidak
mau meneggelamkan dirinya kejurang yang bahkan jauh lebih buruk lagi, dia tidak
mau menjadi orang-orang diluar sana yang melarikan diri ke barang-barang haram
untuk menenangkan fikiran mereka. Dia
tau kalau dia masih punya mama yang menyayanginya, kekasihnya dan tuhannya yang
selalu ada saat di membutuhkan kehadiran mereka.
Hari ini ia memutuskan
untuk jalan-jalan sejenak, menghilangkan beban fikirannya, sampai pada satu
kafe yang biasa ia datangi bersama dengan sahabat-sahabatnya.
“tidak ada berubah
dengan kafe ini, kecuali perubahannya hanya terjadi pada sahabat-sahabat yang
sudah menjauhiku” yah ia masih
menganggap mereka sahabatnya sampai saat ini.
Indri duduk di sebuah
meja yang menghadap kejalanan yang begitu ramainya hari ini, matanya tertuju
pada sebuah meja yang sedang diisi oleh 3 orang yang tidak lain adalah
sahabatnya sendiri. Mereka bercengkrama dengan riangnya,, ingin rasanya dia
menghampiri mereka dan ikut tertawa bersama
“eh tch kan indri,
ngapain tch anak disini, masih berani juga dia jalan-jalan keluar setelah kasus
yang menimpa bokapnya” kata dona dengan nada sinis.
“wow anaknya koruptor
berani main keluar juga??? Gak malu lo??” kata dona begitu tiba didepan meja
tempat indri duduk
“ngapai gue harus malu
don!!,, toh gak Cuma bokap gue yang seperti itu” jawab indri mencoba tersenyum
“hahahah salut banget
dch gue sama lo,,salut sama muka tembok lo”
“don!! Gue lagi males
berantem, gue terima lo, tika dan bela ngejauhin gue,, gue terima”
“loh emang harus gitu
kan??? Kita kan gak mau berteman sama anak koruptor seperti lo,, kerja bokap lo
Cuma makan duit rakyat doank!!!”
“lo boleh don ngehina
gue tapi jangan lo hina bokap gue,, napa sih don lo kek gini banget ma gue,,
gue salah apa sama lo” jawab indri mulai menangis
“lo mau tau??? Gue gak
suka lo karena lo selalu lebih dari gue,, dan 1 lagi yang paling penting lo dah
ngerebut kak boby dari sisi gue, dan lo tau gue gak bisa terima itu,”
“owh jadi Cuma karena
itu??? Ok lah gue hargai keputusan lo untuk menjauh dari gue, tapi 1 hal yang
mesti lo inget,, gue g pernah ngerebut boby dari lo” ujar indri sambil berlalu
dengan menahan perih dihatinya.
Begitu indri berlalu,
tika dan bela menghampiri dona
“gila lo don, napa lo
ngehina indri ditempat rame kayak gini??? Malu don maluuu” kata tika dengan
nada tidak suka
“loh gak papa donk,
yang malu kan dia bukan gue!!!” jawab dona
“gak punya perasaan
banget lu don, lu harus ingat, bokap nyokap kita belum tentu bersih, mungkin
saja mereka lebih hina dari bokapnya indri Cuma belangnya belum ketahuan,, kalo
lo ada di posisi indri gue yakin lo gak akan bisa setegar indri”
“tapi sayangnya gue gak
diposisi dia tch” jawab dona sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.
Jam sudah menunjukkan
pukul 23:30 WIB, indri belum tertidur dikamarnya, matanya tidak bisa
dipejamkan. Yahh dia memang tidak bisa tertidur karena sebentar lagi usia dia akan menginjak 17 tahun.
“tuhan,, di usiaku yang
baru ini aku mohon, kuatkan aku menerima semua cobaan hidup, tegarkan mama dan
papaku, selalu berikan mereka ketabahan dalam menjalani hidup ini, dan aku juga
mohon padamu kembalikan lagi sahabat-sahabatku” indri berdo’a di pergantian
usianya.
Tak lama kemudian hp
indri berdering setelah dilihat ternyata
ucapan selamat ulang tahun dari kekasihnya, dia tersenyum, setidaknya untuk
saat ini dia masih mempunyai boby yang selalu bisa menenangkannya. Ia tertidur dengan membawa senyuman
kebahagiaan.
Pagi harinya ketika
indri bangun, dia kaget melihat ada kue ulang tahun di ruang tamunya,
“siapa yang menyiapkan
kue ini??” gumamnya
Lama, tak ada suara
“ah mungkin mama”
senyumnya
“HAPPY BIRTHDAY
INDRIIIIII” terdengan suara koor yang kompak
Dia kaget begitu
mengetahui kalau orang tersebut adalah dua orang sahabatnya, tika dan bela.
Airmata bahagia turun dipipinya, dia sungguh tidak enyangka sahabatnya tidak
melupakan hari ulang tahunnya
“makasih tik, bel makasih,
lo berdua masih ingat hari ultah gue”
“heeyy tentu saja kita
ingat ultah lo” sahut mereka
“jangan menangis lagi,,
ne hari bahagia lo jangan ada tangisan kami mau melihat senyum terindah lo hari
ini” senyum bela yang disambut anggukan tika
“ndri. Maafin kita ya,
seharusnya kita ada disaat lo dalam keadaan susah” kata tika
“iyaa, tapi bukannya
ada, kita malah ngejauhin lo. Kita malah
ngikutin kata-kata nya dona, gue nyesel ndri” sambung dona
“hmmm iya gak papa kok”
kata indri sambil tersenyum
“tapi lo pasti kecewa
kaan ndri ma kita??”
“gak kok, gue gak
kecewa ma lo bedua, bahkan disaat lo bedua ngejauhin gue, gue tetep nganggap lo
sebagai sahabat gue”
“makasih ndri, makasih”
jawab mereka berdua sambil memeluk indri dan dibalas dengan senyuman oleh gadis
tersebut.
“eh lo bedua masih
ingat kan lagu favorit kita???”
“masih donk” sahut
mereka kompak
“kita nyanyi yuuukk”
ajak indri.
Dan mereka pun
menyayikan lagu favorit mereka dengan riang sebagai bukti kembalinya
persahabatan mereka walaupun tanpa dona.
“terima kasih tuhan,
engkau telah mengembalikan sahabat-sahabatku, terima kasih atas kado terindah
ini, jangan pisahkan kami lagi dan aku mohon semoga kebahagiaan ini gak akan
pernah hilang lagi, amiiinn” do’a indri dalam hati disela-sela nyanyian nya.
Kuyakin kau pasti sama dengan
diriku
Pernah Berharap agar waktu ini tak
berlalu
Kawan kau tau kawan kau tau kan
Beri pupuk terbaik untuk bunga yang
kau simpan
Bergegaslah kawan sambut masa depan
Tetap berpegang tangan dan saling
berpelukan
Berikan senyuman sebuah perpisahan
Kenanglah sahabat
KITA UNTUK SELAMANYA
Yeeaahhhh
KITA UNTUK SELAMANYA!!!
like this yo'
BalasHapushahahahahahah
yoiii brooo
Hapus\(‾▿‾\) \(´▽`)/ (/‾▿‾)/